Pengaruh Geometri Non-Euclidean dalam Seni
Dalam membuat karyanya, seniman biasanya menggunakan geometri Euclidean tanpa ia sadari. Namun sejak ditemukannya geometri non-Euclidean, ada sejumlah seniman yang mencoba mengeksplorasi geometri-geometri tersebut.
Maurits Cornelis Escher (1898-1972)
Maurits Cornelis Escher banyak mengeksplorasi geometri non-Euclidean dalam karya-karyanya menggunakan medium litograf.
Dalam karya berjudul Circle Limit, M.C. Escher mengeksplorasi pengubinan dalam bidang hiperbolik cakram Poincaré.
Dalam Circle Limit III, M.C. Escher menggunakan gambar ikan yang disusun dalam ubin segi-8. Dalam Circle Limit IV, M.C. Escher menampilkan tak berhingga malaikat dan setan sekaligus dalam satu bidang. Kalau kamu memperhatikan bagian putih, kamu akan bertemu dengan tak berhingga malaikat. Sebaliknya, kalau kamu memperhatikan bagian hitam, kamu akan menemukan tak berhingga setan.
Litograf lain yang berjudul Hand with Reflecting Sphere mengeksplorasi geometri eliptik pada permukaan bola. Di sana tidak ada garis sejajar. M.C. Escher menampilkan pantulan dirinya dan kalau kamu perhatikan baik-baik, ada gambar wayang di sana.
Hand with Reflecting Sphere
Website resmi M.C. Escher - Galeri karya-karya M.C. Escher
EscherSketch - Percobaan menghasilkan pengubinan dalam bidang hiperbolik.
Make Hyperbolic Tilings of Images - Seperti EscherSketch, tetapi kamu dapat mengunggah sendiri gambarmu.
Zaha Hadid (1950-2016)
Zaha Hadid adalah seorang arsitek berdarah Irak. Ia adalah wanita pertama yang memenangkan Pritzker Architecture Prize pada tahun 2004.
Beliau mengatakan, Hal yang terpenting adalah gerak, perubahan berbagai hal, sebuah geometri non-Euclidean yang di dalamnya tidak ada sesuatu apapun yang berulang: Sebuah tatanan ruang yang baru.
Karya yang dihasilkan di antaranya adalah Galaxy Soho di Beijing, Cina dan jembatan Paviliun di Zaragoza, Spanyol.
Website Zaha Hadid - Galeri karya-karya Zaha Hadid
Berikutnya: Relativitas Einstein