Jadi, yang mana yang benar?
Penemuan geometri non-Euclidean memunculkan sudut pandang baru dalam matematika dan dalam sistem pengetahuan manusia.
Berabad-abad, sistem geometri Euclid sudah dianggap sebagai kebenaran mutlak yang dibentuk oleh logika yang sangat tepat dan pasti. Tampaknya tidak ada seorangpun yang dapat menyangkali kebenarannya. Namun ternyata pengetahuan geometri bukan hanya bergantung dari logika yang tepat, melainkan dari asumsi dasar yang menjadi landasan berpikirnya. Ketika landasan tersebut goyah, maka seluruh sistem juga akan runtuh.
Namun yang terjadi bukanlah landasan yang goyah. Sistem geometri Euclid tetap benar dan tak terbantahkan seperti sebelumnya. Yang terjadi adalah ternyata matematikawan menemukan bahwa geometri Euclid bukanlah satu-satunya kebenaran mengenai geometri. Terdapat sejumlah sistem geometri lain yang sama konsistennya dengan geometri Euclid, tetapi berbeda realitas yang dibicarakannya.
Dari sini kita dapat belajar bahwa sekalipun ada hal-hal yang menurut kita benar, kita harus selalu sadar diri bahwa yang kita pikir benar dibentuk dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Mungkin saja ada hal lain yang juga benar, tetapi membicarakan aspek yang berbeda dari realitas. Seperti halnya geometri sferis yang membicarakan permukaan bola dan geometri hiperbolik yang membicarakan permukaan hiperbolik. Keduanya berbeda, karena membicarakan hal yang berbeda. Keduanya benar, dalam batas-batas hal yang mereka bicarakan saja.
Ini tidak berarti kamu tidak boleh percaya pada kebenaran yang mutlak.
Ketika kita membicarakan kebenaran yang mutlak, maka kita harus
mempertimbangkan semua aspek dari realitas, yang tidak mungkin kita
capai. Hanya seseorang yang berada di luar sistem yang dapat
memberitahukan kita kebenaran yang mutlak. Selain dari yang
diberitahukannya, hal-hal yang kita temukan sendiri yang kita pikir
kebenaran
bisa saja salah, bisa saja benar. Kalaupun benar, mungkin
hal itu benar dalam aspek tertentu realitas saja, bukan keseluruhannya.
Mari kita menjadi orang yang rendah hati. Jangan terlalu ngotot ketika kamu mengira orang lain membicarakan kamu di belakangmu, atau langsung menganggap orang yang gerak-geriknya mencurigakan sebagai orang jahat, dan sebagainya. Pertimbangkan ulang setiap kali kamu mengira orang begini atau begitu. Pertimbangkan ulang setiap kali kamu merasa dirimu yang paling benar. Kebenaran mutlak ada, tetapi seringkali yang kita pikir benar bukanlah kebenaran itu. Siapa tahu orang yang kamu anggap salah ternyata benar?
Berikutnya: Pengaruh Geometri Non-Euclidean dalam Seni