Menarik Kesimpulan
Semua orang Jakarta tidak tahu aturan.
Kurang ajar kamu!
Lho, kenapa marah?
Aku orang Jakarta.
Memangnya kenapa kalau kamu orang Jakarta?
Ya, kamu tadi bilang semua orang Jakarta tidak tahu aturan.
Aku kan bilang semua orang. Aku tidak bilang bahwa kamu yang tidak tahu aturan.
Ya sama saja! Kamu bilang semua orang, berarti termasuk aku! Aku orang Jakarta!
Joni memang tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Herman tidak tahu aturan. Namun kita semua akan setuju dengan Herman bahwa Joni secara tidak langsung sudah menyebut bahwa Herman tidak tahu aturan.
Mengapa demikian? Ini karena kita dapat menarik pengertian yang terkandung dalam perkataan-perkataan sebelumnya.
- Semua orang Jakarta tidak tahu aturan.
- Herman orang Jakarta.
- Berarti Herman juga tidak tahu aturan.
Seorang penduduk Jakarta tidak perlu kuliah hingga mendapat gelar doktor hanya untuk dapat marah kepada Joni. Kita semua secara alami dapat menyimpulkan bahwa Joni secara tidak langsung sudah menyebut Herman tidak tahu aturan.
Otak kita sudah diprogram dari sono-nya untuk dapat mengenali maksud-maksud tersirat dari kalimat-kalimat yang kita dengar. Kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang memaksudkan hal ini atau hal itu, walaupun ia tidak secara langsung mengucapkannya. Kemampuan ini disebut sebagai kemampuan inferensia atau menarik kesimpulan.
Permasalahannya adalah dalam banyak kasus cara kita menarik kesimpulan adalah salah.
Berikutnya: Mengapa Belajar Logika Penting?