Analogi
Kamu dapat melihat dua analogi berikut ini untuk memperjelas gambaran mengenai sistem deduktif.
Investasi
Bayangkan proses deduksi sebagai investasi. Kamu menaruh modal 50 juta, kemudian dalam waktu 10 tahun kamu mendapatkan hasil investasi 11 juta. Total uangmu menjadi 61 juta.
Aksioma adalah modal awal yang kamu miliki. Dengan menggunakan aturan inferensia, kamu bisa menambah modalmu dengan hasil investasi, yaitu teorema. Keseluruhan aksioma dan teorema adalah seluruh uang yang kamu miliki. Aturan penarikan kesimpulannya adalah cara kamu mengembangkan uang yang kamu miliki, misalnya dengan deposito, saham, reksa dana, dan sebagainya.
Lego
Kamu juga dapat membayangkan sistem deduktif seperti Lego. Ketika kamu membeli Lego, kamu akan mendapatkan sejumlah bata (brick) dalam berbagai warna dan ukuran. Aksioma adalah seperti masing-masing bata tersebut.
Tentunya kamu bisa memainkan lego sesukamu, misalnya dengan menginjak-injaknya. Namun kalau kamu mengikuti aturan, dalam mainan Lego terdapat aturan sederhana, yaitu setiap tonjolan (stud) dapat dimasukkan ke dalam rongga di balik setiap bata. Ini adalah aturan inferensianya.
Dengan menggabungkan sejumlah bata (aksioma) menggunakan aturan menggabungkan (aturan inferensia), kamu akan mendapatkan bentuk baru yang berbeda dari sebelumnya. Bentuk baru inilah teorema.
Dengan menggabungkan berbagai bata dengan aturan yang sama, kamu bisa mendapatkan berbagai kemungkinan bentuk yang tak terbayangkan sebelumnya. Namun berbagai bentuk ini tetap dapat direduksi menjadi bentuk dasar, yaitu bentuk bata masing-masing, serta aturan menggabungkan dua bata atau lebih.
Berikutnya: Maju lagi: Aturan kedua